Rasya

Ini sepenggal ceritaku sebelum memutuskan untuk benar-benar tidak pergi.

“Rasya”

Aku seorang wanita, lebih tepatnya aku seorang wanita yang buta akan kehidupan. Tidak bodoh, hanya dalam artian aku kurang melihat dan mempelajari bagaimana cara dunia ini bekerja.

Hari itu, aku berkenalan dengannya (dia yang sekarang menjadi suamiku). Di kantor, yang pada waktu itu ia karyawan baru dilingkungan kantorku. Aku ingat jelas pertama kali aku melihatnya, dengan pakaian yang rapih, harum dan tentu tampan. Aku pada saat itu baru dateng ke kantor dan pas saat dia memperkenalkan dirinya. Oh ya, meja kantor kita pun berdekatan.

Dia ternyata humoris, walaupun sekilas aku melihatnya dia yang cool dan berwibawa. Aku suka dengan pertemuan pertama kali itu.

Waktu pun berjalan, kita sudah sangat dekat. Ia baik, bukan hanya menawarkan, terkadang ia langsung membuatkan aku kopi dikantor. Wanita mana yang tidak senang ketika diperhatikan seperti itu? Manis banget kan. Singkat cerita aku menjalin hubungan dengannya.

Selama 6 bulan kita pacaran, mungkin sudah waktu yang cukup untuk saling mengetahui satu sama lain dan melangkah menuju pada yang semua orang mimpikan. Iya, menikah dengan orang yang kita sayangi dan menyayangi kita. Tau rasanya seperti itu? Pokoknya, bahagia! Semoga kamu cepat merasakan yang aku rasakan, ya. Aamiin!

Hubungan kita berjalan lancar, walaupun tidak selalu baik. Hasilnya, aku sudah dipercaya untuk menjaga 3 anak yang super lucu darinya. Aku bahagia, aku sungguh bersyukur mempunyai suami seperti dia. Aku sangat menikmati hidup yang jatuh bangun ini. Aku senang, karena sama dia. Tidak tau kalo dengan yang lain. Aku mencintainya.

Oh, ya! Namaku catherine, biasa aku dipanggil iren. Hai, salam kenal! :))

Rasya, suamiku. Dan, Aldi, Alda, Aldo anak-anaknya dan anak-anak ku yang super lucu.

Sebenarnya, cerita yang sesungguhnya kita mulai dari sini. Setelah menjalani hidup bersama bertahun-tahun dengannya, hidupku banyak berubah. Aku yang awalnya dikenal dengan cuek, mudah berbaur, mudah didekati, mudah diajak kemana-mana, mudah sering dibawa nongkrong maupun party, dan mudah-mudahan aku bukan tipekal orang yang mudah atau murahan. Dia, suamiku, yang memberi tau banyak hal dan pelajaran hingga akhirnya aku takluk dan menjadi lebih baik. Dia yang selalu sabar walaupun agak kasar. Dia yang selalu ada walaupun cuek. Dia yang selalu galak walaupun baik hatinya. Dia segalanya.

Masa lalu mungkin tidak bisa kita hilangkan, tapi bisa kita tinggalkan dan berdamai dengan kesalahan. Katanya. Kalian tau? Rasya itu lelaki yang pintar, bahkan cerdas menurutku. Ia puitis, romantis, manis, galak, cerewet, humoris, dan terkadang receh. Ia hobi dengan menulis, menulis apapun. Sampai waktu itu, aku jatuh cinta dengan apa yang selalu ia karang atau tulis. Juga, ia pandai dalam berbicara. Senang membawa pada obrolan yang mempunyai pelajaran. Juga berbicaranya pun renyah didengar dan masuk dalam logika akal sehatku. Menurutku, tidak semua lelaki seperti dia. Aku bersyukur bisa memiliki dia.

Percayalah, walaupun Rasya seperti itu, dia memiki kepribadian yang sangat kacau. Buruk. Jauh dari apa yang selama ini aku lihat sebelumnya. Katanya, ia memiliki masa lalu yang sangat pahit. Aku tau semua masa lalunya suamiku, masa kecilnya sampai terakhir masa-masa kita awal kenalan. Rasya, orang yang selama ini selalu bisa membuat kata-kata, aslinya pasif. Dia bisa aja asik dalam percakapan maupun dunia maya, di dunia nyata dia pendiam. Pokoknya, kalo kalian tau, pasti akan menyangka tidak akan mungkin. Tetapi begitulah Rasya.

**

Kita selalu bertengkar bahkan sampai bertengkar hebat hanya karna dari masalah kecil. Aku lelah, aku capek, aku tidak kuat harus seperti ini terus. Aku ingin menyerah. Tapi aku tidak bisa. Aku mencintainya. Sangat amat mencintainya. Tuhan.

Pernah beberapa kali aku kabur dari rumah membawa semua anak-anak ku (tidak untuk ditiru) hanya karena lelah dan tidak ingin debat sampai ribut. Aku pulang ke rumah orangtuaku. Dan berharap aku bisa menenangkan diri. Nyatanya, tetap tidak bisa. Aku masih memikirkannya. Aku tau kebiasaannya ketika dirumah, ia sangat jarang mandi, tidak ada yang memasak untuk makannya, ia super malas dan jorok.

Dan ketika aku kembali lagi ke rumah, dengan membawa hati yang sedang berantakan, aku menyembunyikannya dengan terlihat biasa-biasa saja. Tau apa yang aku rasakan sampai rumah? Hatiku tambah hancur berantakan. Aku patah hati. Aku sakit hati. Aku tidak tau harus bagaimana lagi. Melihat Rasya yang acak-acakan, rambut yang tidak beraturan, muka yang berminyak, wajah yang lesu. Sakit hati aku melihatnya. Lebih menyakitkan melihat orang yang kita sayangi berantakan daripada kita ribut sejadi-jadinya. Sungguh.

Rasya, walaupun begitu, tapi dia tidak pernah mempermainkan hatiku atau mengecewakanku karena wanita lain. Rasya jauh seperti itu. Rasya memang unik dan sangat misterius. Tapi aku sangat percaya, di dalam hatinya penuh cinta, penuh dengan kasih sayang yang tumpah ruah, penuh dengan rasa sabar yang amat sungguh sabar. Aku mempercayai bahwa memang ia mempunyai trauma atau bahkan membutuhkan seseorang yang bisa mengerti dirinya. Aku banyak belajar dari dia, bahkan ketika dia diam pun tidak melakukan apa-apa ada secercah pelajaran yang harus aku pelajari.

Hari itu aku pulang ke rumah, karena anak-anaknya selalu gelisah dirumah eyangnya, mungkin rindu pada sosok papanya. Aku pun merindukannya. Setelah mengalami kejadian yang belum pernah aku rasakan, aku langsung memeluk Rasya, aku nangis tersedu-sedu dalam pelukannya. Tidak peduli rasa emosi dan amarah dalam hatiku. Aku hanya ingin memeluknya. Aku tidak tahan melihat kacaunya Rasya. Lagi-lagi aku yang meminta maaf lebih dulu, lalu ia pun meminta maaf juga. Dan memang sudah seharusnya aku yang meminta maaf, karena jelas aku yang salah pergi meninggalkannya. Lagi pula tidak penting juga mempertahankan gengsi.

Rasya bukan tipekal lelaki yang tidak mau minta maaf lebih dulu, bukan, ia memang seperti itu. Kalo menurut dia tidak salah, ia tidak akan meminta maaf. Aku pernah diberi tau olehnya, lelaki tetaplah lelaki, dan wanita tetaplah wanita. Yang dimana, wanita tetap kedudukannya dibawah lelaki, apalagi ia yang sudah menjadi suamiku. Sudah seharusnya aku yang menunduk. Menunduk bukan berarti kita harus terlalu patuh atau lainnya ya, Rasya tidak pernah mengajarkanku demikian. Rasya bijaksana.

Setelah kejadian itu, tidak lama emosiku berubah menjadi senang kala itu, sempat-sempatnya Rasya bisa mencuri hatiku lagi. Mungkin aku yang sudah terlalu cinta, jadi sekecil apapun yang Rasya lakukan, pasti hasilnya manis. Diusap-usap kepalanya, dimainin rambutnya, dipeluk lalu aku diciumi olehnya. Lalu ia berbisik, “Coba deh itu apa dibelakang kamu (menujuk ke tembok)”, “Nggak ada apa-apa, ah (aku membalikan badan)”. Setelah aku membalikan badan lagi menghadap dia, jari-jari ditangannya membentuk mini love. Aaaakk. Manis banget, Tuhan. Aku jatuh cinta lagi dengan orang yang sama.

Hari libur kemarin, aku habiskan untuk menjauh dari Rasya. Walaupun bukan sekali, dua kali, tetap rasanya tidak enak. Terkadang aku ingin selalu baik-baik saja, terutama pada hari libur. Tapi memang tidak akan mungkin menjalani rumah tangga tanpa adanya masalah. Bagi dia bukan masalah, melainkan cobaan ego. Karena dari dua kepribadian harus disatukan menjadi satu. Lagi pula, mungkin ia yang terlalu lelah dengan kerjaannya dikantor. Iya, terkadang Rasya rungsing. Uniknya, kalo Rasya sedang rungsing, ia langsung main game. Katanya, main game itu hiburan tanpa perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Aku setuju. Tapi aku tidak setuju kalo Rasya sudah main game, terlalu berlebihan membuang waktu. Rasya gamer akut, sejak kecil, katanya. Malah, dulu, sekolah dia tidak beres karena selalu main game. Aku tidak mempersalahkannya, karena Rasya selalu mengikuti kejuaraan game yang dimainkannya. Sampai saat ini, trophy dan piagamnya masih ada. Aku terkadang bangga dengan kenakalannya, masih bisa buat prestasi. Bukan hanya nakal biasa seperti banyak orang.

***

Hari ini aku menjadi ibu rumah tangga lagi, seperti biasa dan akan selamanya seperti ini. Tidak pernah terpikirkan oleh ku sebelumnya menjadi rumah tangga itu menyenangkan. Yang ada dalam pikiranku, menjadi ibu rumah tangga itu merepotkan. Mungkin untuk awal menikah begitu, tapi setelah melewati tahun demi tahun, merepotkan itu sudah tidak ada lagi. Malah, yang merepotkan itu pacaran yang terlalu lama atau bergonta-ganti pasangan. Aku bersyukur, karena bisa diartikan jodohku dekat dan aku tidak salah memilih lelaki.

Awal aku bertemu dengan Rasya, setelah menjalani beberapa bulan dengannya, finally, aku dibawa kerumahnya untuk diperkenalkan pada Mama dan Papanya. Senang banget! Aku senang, pertanda baik untuk hubungan aku kedepannya. Tapi diwaktu yang sama, aku dikagetkan dengan hubungan dia dan orangtuanya. Bagaimana tidak kaget, bayangkan Rasya berkomunikasi dengan Mamanya dengan “elo-gue” dan bukan rasa orangtua, lebih rasa kayak teman. Aku tersentak, diam, dan “Ini anak gila kali ya, kok bisa gitu” ucapku dalam hati.

“Mah, kenalin, Iren, calon menantu Mama. Ajak ngobrol ya, gue mau mandi dulu. Ren, ini Mamaku” katanya pada waktu itu. Aku kaget, diam, bingung, lalu seketika bengong. “Loh kok dia ngenalin gue kayak gitu?”. Muncul lah beberapa pertanyaan dalam kepalaku. Kok gini, kok bisa, ini ada apa, kok gitu. Dan Mamanya pun biasa saja, mungkin sudah terbiasa Rasya seperti itu. Aku penasaran kenapa Rasya bisa seperti itu. Tapi aku tetap menyenangkan ketika dibawa ngobrol dengan Mamanya. Dan akhirnya aku kenal dengan Mamanya, kami ngobrol panjang lebar. Dari ngobrolin tentang aku sampai gosip tentang selebriti. Duh, gokil.

Ngomong-ngomong, aku memang dibawa oleh Rasya sore kerumahnya, setelah aku diajak jalan-jalan terlebih dulu dikotanya. Dari pagi kita berangkat sampai waktu ashar aku dibawa jalan-jalan dikotanya. Aku dikenalkan beberapa tempat oleh Rasya, yang katanya tempat-tempat itu ada ceritanya tersendiri. Seru dan menyenangkan. Dan waktu makan malam pun tiba. Iya, aku senang, diajak makan bersama keluarganya. Aku merasa dispesialkan, pertama kali aku merasakan seperti ini. Aku bersyukur belum pernah merasakan hal ini sebelumnya, karena kalo aku sudah pernah merasakannya, mungkin aku tidak merasa sesenang saat ini. Rugi jadinya kalo kita pernah merasakan hal yang menyenangkan tapi berujung pada kegagalan, mungkin rasanya akan biasa saja karena merasakan hal yang sama dengan orang yang baru dan sulit menemukan kata bahagia itu sederhana. Hehehe.

****

“Udah deh, lo tuh ngga tau apa-apa tentang nyokap gue. Tentang hidup gue. Jangan ikut campur, nanti juga tau”
Iya, Rasya mungkin tampak tersinggung dengan pertanyaan yang aku berikan. Terlihat dari jawabannya yang sangat sensitif. Di sela-sela perjalan pulang menuju Jakarta, aku berdebat dengan Rasya. Bukan karena apa, hanya aku peduli mengapa hubungan Rasya dengan orangtuanya, terutama ibunya bermasalah seperti itu. Tapi memang, terkadang peduli kita menjadi masalah kalo kita ungkapkan pada saat waktu yang kurang tepat.

Oh iya, kita pulang pergi dari Jakarta ke kotanya Rasya. Melelahkan, tapi bila berdua dengan Rasya mustahil untuk bisa merasakan hal itu. Mungkin kamu juga begitu, semelelahkan apapun pasti terbawa suasana senang dan bahagia karena dengan orang yang kamu sayangi. Sebenarnya hari itu bisa aku sebut dengan kejutan, sebab tidak ada rencana sama sekali untuk pergi jalan kemana pun. Jangan kan untuk ke kotanya Rasya, pergi jalan keluar dari gang kost pun Rasya ogah-ogahan. Anaknya mageran, penyakitnya selalu kambuh di hari weekend.

Mengenai mengapa Rasya mother-like-friend dengan Mamanya, ternyata membuat aku agak shock mendengarnya.
“Gue dari dulu kurang perhatian dan kasih sayang banget dari nyokap. Nyokap gue demen dugem, sampe gue kelas 4 SD. Gue anak diluar nikah. Masa kecil gue lebih banyak diasuh sama eyang dan adek-adek nyokap. Bahkan, katanya, nyokap gue jarang pulang sampe berbulan-bulan. Sakit hati ngga lo sebagai anak yang udah dewasa dan tau kalo punya nyokap kayak begitu?” ceritanya.

“Gue tumbuh besar tanpa bimbingan orangtua. Orangtua gue bawel, cerewet, suka bgt marah-marah dan menurut gue itu ngga sayang. Atas dasar apapun, kasih sayang bukan seperti itu. Gue penurut kok, cuma karna orangtua gue yg kurang ilmu mungkin gue tumbuh menjadi pembohong dan pembangkang.” tambahnya.
Iya, aku merasakannya, lukanya yang begitu hebat, traumanya yang begitu dahsyat. Seperti patah hati rasanya.

Dari ceritanya, aku mengerti banyak mengapa Rasya tumbuh menjadi demikian. Oh ya, aku udah ngasih tau belum kalo hobinya Rasya itu bercerita? Belum ya? Rasya selalu cerita tentang apapun, cerita-cerita dari yang ia ceritakan, pasti membuat aku kagum dan tentu, makin cinta. Hehehe.
Selain hobi bercerita, Rasya pun memiliki hobi yang lain. Yaitu, berantem. Kekerasan fisik. Entah ini hobi atau memang identiknya dia. Atau ciri khasnya dia. Rasya orang paling kalem dan santai menurut ku, tapi kalo sekalinya marah, ampun deh. Mungkin semua teman-temannya tau, karena yang aku lihat, semuanya tidak ada yang berani mengusiknya. Dan Rasya orang pertama yang diminta bantuan ketika temannya mempunyai masalah.

Aku sedikit demi sedikit mengerti tentang Rasya, jadi menurutku wajar kalo memang dia seperti itu. Aku mengerti, terkadang Rasya susah meminta maaf terlebih dahulu. Karena ia tidak diajarkan oleh orangtuanya. Terkadang juga, ia lupa mengucapkan terima kasih setelah diberi tolong. Karena ia tidak diajarkan oleh orangtuanya. Iya, betul katanya, kurang perhatian dan kasih sayang orangtua.
Tuhan, kali ini aku harap, tolong bantu aku untuk bisa menjadi orangtua yang baik untuk anak-anaknya.

Aku terkadang merasa menyesal karena kelakuan ku dulu, kenapa bisa begini dan begitu. Rasya pun pernah mengeluhkan hal yang sama. Tapi, katanya, nyesel itu cukup sekali aja, abis itu belajar dan jangan diulang lagi. Aku beruntung karena Rasya benar-benar bisa menerimaku apa adanya. Baik buruknya aku. Semuanya. Aku beruntung mendapatkan yang lebih dewasa dan bijaksana dari aku, walaupun aku pun dikenal begitu dari circle pertamananku. Aku pikir, karena aku begini, aku mendapatkan yang sama seperti aku dan mungkin jauh lebih buruk. Ternyata tidak. Tuhan baik. Tuhan akan selalu baik.

*****

Rasya bukan terlahir dari keluarga yang bahagia, menurutku. Ia sesosok lelaki yang memiliki perasaan seperti perempuan. Bukan terlalu membawa perasaan atau apapun, tetapi begitu peka dalam merasakan hal apapun dan mudah memahami kondisi seseorang. Mungkin dari sana Rasya terkenal begitu menghangatkan dan menenangkan. Siapapun yang bertemu dengannya, aku yakin semua akan merasakan nyaman. Aku, contohnya. Dan mungkin perempuan sebelumku pun pernah merasakan betapa nyamannya ketika dengan Rasya.

Aku tidak pernah bosan menceritakan siapa Rasya, bila perlu dunia harus tau.

Sudah, itu sedikit cerita Rasya waktu dulu. Dan sekarang sudah tidak begitu dan ia sangat menyayangi ibunya. Sekarang lanjut perjalanan hidup kita saat ini. :))

“Mommy…”
“Iya nak?”
“Abang lupa, sekarang tgl brapa ya mi?”
“Tgl 16 nak, kok tumben nanyain tgl?”
“Berarti 4 hari lagi ya mi ke tgl 20..”
“Iya dong..”

Aku tau maksud Aldi, pasti mengingatkan tgl lahirnya. Masih tau kan siapa Aldi? Iya, dia jagoan pertamaku. Yg tampannya mirip ayahnya, putihnya mirip aku :))

“Ayah akhir-akhir ini kok sibuk ya mi.. Abang takut ayah lupa sama tgl :(”
“Ayah ngga mungkin lupa sama tgl dong, udah jangan dipikirin. Ayah sibuk kan cari uang, uangnya buat Abang juga, buat sekolah..”
“Iyaaa mii.. :(”

Aku tau perasaan Aldi, iya sebentar lagi ia ulang tahun yg ke-7. Dan mungkin ia berharap dapat kejutan dari Ayahnya. Walaupun ia tau Ayahnya lagi sibuk banget sama kerjaan kantornya. Tapi ia anak baik, ngga mungkin ganggu Ayahnya kalo lagi sibuk. Oh ya, nama jagoanku yg pertama ini Reynaldi Putra Utama.

Ulang tahun Aldi yang ke-7 ini memang yang ditunggu oleh Rasya. Katanya, usia ke-7 itu sudah seharusnya untuk diajarkan mandiri. Makanya harus dirayakan lalu kita ajarkan menjadi pribadi yang hebat. Aku hanya bisa mengikuti kemauan suamiku, lagi pula aku percaya anak-anak ku akan tumbuh menjadi pribadi yang baik karena bimbingan orang tuanya. Apalagi, Rasya yang sangat sayang sama anak-anaknya.

Dua hari menjelang ulang tahunnya Aldi, mendadak Rasya mendapatkan jobdesk harus kunjungan ke luar kota. Mau ngga mau, Rasya harus berangkat karena ngga bisa diwakilkan. Dan, Aldi.. Iya, dia anak baik. Aldi tau ayahnya akan pergi tugas ke luar kota, tapi ia tidak berkomentar apapun. Aku tau mungkin Aldi sedih harus ditinggalkan oleh ayahnya yang sebentar lagi ulang tahunnya. Tapi sekali lagi, he is good boy.

Singkat cerita..
Rasya pulang tepat di tanggal 20 pada pukul 00.10, aku sangat terkejut. Lho ini Aldi yang ulang tahun, kok aku yang dapet surprise :))

Bertepatan pada hari minggu, mungkin ini alasan Rasya untuk memberikan surprise kepasa Aldi tengah malam. Sambil membawa kue bolu yang bertaburan lilin, Rasya dan aku masuk ke dalam kamar Aldi. Dalam kamar, aku bermain drama dengan Rasya untuk mebangunkan Aldi karena ayahnya menelpon untuk mengucapkan selamat ulang tahun.

“Nak.. Ayah telpon, mau ngomong sama Abang katanya..” aku membangunkannya.

Dengan Aldi yang setengah sadar, ia berbicara pada ayahnya. Entah lah, pada kejadian ini aku sangat sedih lalu bangga pada Aldi. Nampak kesedihan yang dirasakan oleh Aldi, tapi ia sembunyikan dengan memberikan semangat pada ayahnya untuk cepat menyelesaikan pekerjaannya.

“Ayah, makasih ya. Udah sempet ngucapin walaupun ayah lagi kerja. Ayah semangat ya.. Aldi tunggu ayah pulang lagi kerumah. Ayah jangan buru-buru pulang kalo kerjaan ayah belum beres ya. Aldi sayang ayah..“ ucapnya.

Tak lama kemudian, aldi menengok ke belakang. Iya, ayahnya sudah menunggu di belakang dari awal. Kemudian Aldi langsung memeluknya sambil menangis. Ah, Rasya memang manis.

To be continue..

Rasya

Mencoba Intip Catatan Malaikat Munkar dan Nakir

mencoba-intip-catatan-malaikat-munkar-dan-nakir

SELEPAS shalat malam, aku ambil dua lembar kertas. Aku tidak berdoa seperti biasanya. Satu kertas untuk menuliskan perbuatan baik. Selembar lainnya aku gunakan untuk menulis perbuatan buruk.

Ini malam pertama aku mencatat perbuatan baik dan burukku dalam selembar kertas. Tadinya aku cuma ingin menuliskan perbuatan buruk saja. Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk menuliskan perbuatan baik. Tujuannya bukan pamer, tapi untuk introspeksi diri. Sebab lembaran kertas itu hanya konsumsi pribadi.

Betapa terkejutnya aku ternyata kertas bertuliskan perbuatan buruk ku terisi lebih banyak dari pada perbuatan baik ku. Aku tersadar, mungkin selama ini malaikat yang menuliskan amal perbuatanku sudah “capek” menuliskan dosa-dosa dan perbuatan burukku.

“Ya Tuhan Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Ampunilah dosa-dosaku, Wahai Tuhan Penerima Taubat.”

Dengan menuliskan perbuatan buruk di atas kertas semakin menyadarkan dan mengingatkanku untuk berubah menjadi lebih baik. Dari kesalahan-kesalahan itulah aku belajar bagaimana menguasai diriku sendiri. Aku belajar mengintropeksi diriku sebagai seorang manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan dosa.

Metode menulis kesalahan ini pernah dilakukan oleh Benjamin Franklin, ia berhasil melawan kesalahan yang ditulisnya sehingga menjadi pemimpin besar di Amerika. Bahkan jauh sebelum itu, intelektual Islam seperti Ibn al-Muqaffa menyarankan untuk menulis perbuatan baik di tangan kanan dan perbuat buruk di tangan kiri.

Dalam HR. Tarmidzi berbunyi, “Hitunglah dirimu sebelum dihitung, timbanglah dirimu sebelum ditimbang.” Akan lebih bermanfaat jika menghitung perbuatan kita di dunia ini sebelum perhitungan di akhirat sana.

Biarlah malaikat Rakib dan Atib yang bertugas mencatat amal perbuatan kita untuk bekal di akhirat. Sebelum catatan itu di buka dan diperhitungkan di alam sana. Alangkah lebih indah kita “mengintip” catatan itu dengan mencatat perbuatan baik dan buruk pada selembar kertas. Hal ini dapat dijadikan bahan renungan untuk bertaubat kepada Allah SWT.

Allah Maha Mengetahui Segalanya.

Source: islampos.com

Oleh : Gusti ‘ajo’ Ramli
(@garammanis)

Mencoba Intip Catatan Malaikat Munkar dan Nakir

Nasihat Seorang Ayah untuk Anak Gadisnya

A young man brought her doughter to enjoy the evening together, Herat Afghanistan
A young man brought her doughter to enjoy the evening together, Herat Afghanistan.

ANAKKU, saat kau jatuh cinta, kau tetap tak boleh pacaran. Biarkan kau tetap terbungkus rapi dan kulit lembutmu hanya boleh disentuh oleh suamimu. Ketahuilah bila kau jatuh cinta dengan seseorang, belum tentu itu jodohmu. Maka tetap mintalah kepada yang Maha Tahu untuk diberi jodoh terbaik bagimu.

Ketahuilah, wanita yang hebat itu yang menyayangi anak-anaknya dan itu dibuktikan dengan mencarikan ayah yang tepat buat anaknya. Ayahmu ini berharap, kau termasuk di dalamnya. Anakku, apa yang kau harapkan belum tentu kau dapatkan. Ingatlah rencana Allah adalah rencana terbaik dibandingkan rencana terbaik seluruh penduduk bumi sekalipun.

Agar kau diberi “pangeran” terbaik, tugasmu hanya memantaskan diri dan minta kepada Allah. Semakin kau sering mengadu dan dekat kepada Allah maka Dia akan mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Jangan ragu, Dialah yang Maha Tahu jodoh terbaikmu. Bila sebelum Subuh kau selalu menangis kepada-Nya, tak mungkin Dia tega memberi “pangeran” yang tak bermutu kepadamu. Walau kau jatuh cinta, jangan serahkan hatimu kepada lelaki itu, karena boleh jadi menurut Allah dia bukan “pangeranmu”.

Tetaplah serahkan hatimu kepada Allah dan setelah Allah kirim “pangeran” kepadamu, baru serahkan hatimu kepada “pangeran” itu. Air matamu di hadapan Allah dan kesabaranmulah yang membuat Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu.

Bukti bahwa kau wanita hebat, kau tetap lebih sering mengingat Allah dibandingkan lelaki yang kau jatuh cintai. Bila Allah yang dihatimu, Dia akan kirimkan “pangeran” original kepadamu. Namun bila kau menjauh, Allah akan kirim pangeran KW-3 bahkan mungkin KW-10 kepadamu. Dan itu akan menyiksa hidupmu dan berkuranglah rasa banggaku kepadamu.

Anakku, lelaki yang cocok buat anak-anakmu adalah yang berani datang menemui ayahmu untuk melamarmu dan bukan yang pandai memainkan perasaanmu. Percuma bila ada lelaki yang kau cintai tetapi dia tak punya nyali bertemu dengan ayahmu.

Saat ini ayahmu hanya bisa berdoa agar Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Dan semoga yang dikirim oleh Allah adalah lelaki yang telah membuat kau jatuh cinta.

Terakhir, Ingatlah selalu kebiasaan di keluarga kita: Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus. Semoga kau menjadi kekasih Allah sehingga kau dikirimi kekasih terbaik menurut Allah dan juga menurutmu. Anakku, bapak percaya padamu dan sepenuh hati mencintaimu…”

Source: islampos.com [fha/islampos/retnohastuti]

Oleh : Jamil Azzaini

Nasihat Seorang Ayah untuk Anak Gadisnya

Dunia Pesanan Penguasa

dunia-pesanan-penguasa

AHLI hipnotis terbesar era ini adalah sekotak kecil persegi, di mana setiap orang memiliki; setiap jiwa asyik ‘berhubungan’ dengannya tiap hari. Ya, televisi.

Ditampilkannya seonggok hiburan, berita kejadian, sampai kebohongan-kebohongan. Gambaran dunia yang terbolak-balik. Benar menjadi salah; salah menjadi benar. Fakta disembunyikan; kebohongan disebarluaskan.

Kita bak wayang-wayang dunia. Tak punya otak! Hidup diatur oleh kebohongan yang terorganisir; kebohongan yang betapa terusnya disampaikan hingga kita percaya bahwa itu adalah kebenaran.

Pikiran kita dikontrol dari jauh, mata kita disenangkan dengan tayangan tak mendidik; pendengaran kita dinyamankan dengan sihir-sihir musik. Hingga pada puncaknya, hati kita kerontang, tak nyaman dengan yang baik-baik.

Jenuh kita melihat tayangan Mamah & Aa, tapi semangat melihatMahabharata; Bosan kita mendengar ayat suci dilantunkan, tapi semangat mendengar, “Ku hamil duluan sudah tiga bulan.”

Para tentara-tentara iblis nampaknya telah sukses memperdaya. Allah swt. berfirman, “Ia (iblis) berkata, ‘Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya’,” (QS. Al-Hijr [15]: 39).

Juga dalam surat lain, Allah berfirman, “Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan- Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu,” (Al- Hadid [57]: 20).

Sedikit demi sedikit, akhlak khas ketimuran kita yang ramah; Senyum, salam, sapa, santun, dan sopan. Berangsur menjadi buas, gila, tak tau malu, kikir, bodoh dan arogan.

Rasulullah saw. diganti dengan Arjuna; Pahwalan Nasional diganti dengan manusia serigala. Harta dipuja; Tuhan diacuh dan biarkan. Hanya didatangi saat susah saja. Waktu yang telah Tuhan sediakan untuk kita beribadah, hanya diberikan sisanya saja.

Kaum-kaum hedonis benar-benar menguasai kita. Dibuatnya teknologi serba canggih agar kita terlena dan lupa hakikat kita tercipta. Kita tak memiliki apa dan siapapun. Sebaliknya, mereka memiliki kita. Mereka penguasa dan kita adalah budak. Dalam struktur organisasi piramida mereka, kita bertempat paling dasar. Dalam tatanan dunia baru mereka, kita hanyalah alat. Tau siapa yang paling disudutkan? Ya, Islam.

“Rohis sarang teroris.”

“FPI anarkis.”

Puncaknya, “Islam adalah agama yang sadis!”

Mereka munculkan sosok ISIS, pembela islam tapi radikalis.

“Ini adalah Islam,” kata mereka. Padahal mereka adalah sama wayang. Sama diatur. Sama dibuat. Sama dibentuk untuk agenda besar mereka menyambut sang mata, Dajjal antichrist.

Semoga kita terlindung dari fitnah dajjal. Terbuka mata, hati, dan pikiran, agar bisa bedakan mana kebenaran, mana buatan.

Oleh: Mulkan Fauzi
Sumber: 
Islam Pos/Islam Media/December 2014

Dunia Pesanan Penguasa

Cerita Selembar Uang Kertas

cerita-uang-kertas

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. (Sumber: Wikipedia)

Uang, di dunia ini siapa yang tidak butuh dengan Uang. Menukarkan tenaga hanya untuk mendapatkan selembar Uang kertas. Tapi, tahu kah tentang cerita Uang Kertas tersebut?
Uang Kertas Rp. 1.000 dan Rp. 100.000 di buat dari kertas yg sama dan diedarkan oleh Bank Indonesia (BI).
Ketika dicetak, mereka bersama, tetapi berpisah di bank dan beredar di masyarakat.
Bagaimanapun, 4 bulan kemudian mereka bertemu secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.

Mereka pun mengobrol:

Uang Rp. 100,000 bertanya kepada Rp. 1,000:
“Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan berbau amis?”

Rp. 1,000 menjawab:
“Karena begitu aku keluar dari bank, terus ke tangan orang bawah dari kalangan buruh, penjaja, penjual ikan dan di tangan pengemis.”

Lalu Rp. 1,000 bertanya balik kepada Rp. 100,000:
“Kenapa kau begitu baru, rapi dan masih bersih?”

Rp. 100,000 menjawab:
“Karena begitu aku keluar dari bank, terus disambut perempuan cantik, dan beredarnya pun di restoran mahal, di kompleks pasar raya Mall bergengsi dan juga Hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet.”

Lalu Rp. 1,000 bertanya lagi:
“Pernahkah engkau berada di tempat ibadah?”

Rp. 100,000 menjawab:
“Belum pernah.”

Rp. 1,000 pun berkata lagi:
“Ketahuilah, walaupun aku hanya Rp. 1,000 tetapi aku selalu berada di seluruh tempat ibadah, dan di tangan anak-anak yatim piatu dan fakir miskin bahkan aku bersyukur kepada Tuhan semesta alam. Aku tidak dipandang sebagai sebuah nilai, tetapi adalah sebuah manfaat.”

Lantas menangislah Rp. 100,000 karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini.

Semoga cerita ini memberi pengajaran kepada kita semua. Aamiin.

Cerita Selembar Uang Kertas

Biodata Rasulullah SAW

i-love-muhamad

BIODATA RASULULLAH SAW

· Nama : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim.
· Tarikh lahir : Subuh hari Senin, 12 Rabiulawal bersamaan 20 April 571 Masehi (di kenali sebagai Tahun Gajah; sempena peristiwa tentera bergajah Abrahah yang menyerang kota Kaabah).
· Tempat lahir : Di rumah Abu Talib, Makkah Al-Mukarramah.
· Nama bapa : Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim.
· Nama ibu : Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf.
· Pengasuh pertama : Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan bapa Rasulullah SAW).
· Ibu susu pertama : Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab).
· Ibu susu kedua : Halimah binti Abu Zuaib As-Saadiah (lebih dikenali Halimah As-Saadiah. Suaminya bernama Abu Kabsyah).

USIA 5 TAHUN
· Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk mengeluarkan bahagian syaitan yang wujud di dalam hatinya.

USIA 6 TAHUN
· Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia di Al-Abwa ‘ (sebuah kampung yang terletak di antara Makkah dan Madinah).
· Baginda dipelihara oleh Ummu Aiman (hamba perempuan bapa Rasulullah SAW) dan dibiayai oleh datuknya Abdul Muttalib.

USIA 8 TAHUN
· Datuknya, Abdul Muttalib pula meninggal dunia.
· Baginda dipelihara pula oleh bapa saudaranya, Abu Talib.

USIA 9 TAHUN (Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun).
· Bersama bapa saudaranya, Abu Talib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan..
· Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendita Nasrani bernama Bahira (Buhaira) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan tentang pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu.

USIA 20 TAHUN
· Terlibat dalam peperangan Fijar . Ibnu Hisyam di dalam kitab ‘ Sirah ‘ , jilid1, halaman 184-187 menyatakan pada ketika itu usia Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperanan mengumpulkan anak-anak panah sahaja..
· Menyaksikan ‘ perjanjian Al-Fudhul ‘ ; perjanjian damai untuk memberi pertolongan kepada orang yang dizalimi di Makkah.

USIA 25 TAHUN
· Bermusafir kali kedua ke Syam atas urusan perniagaan barangan Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah.
· Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah.
· Baginda SAW bersama-sama Abu Talib dan beberapa orang bapa saudaranya yang lain pergi berjumpa Amru bin Asad (bapa saudara Khadijah) untuk
meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.
· Mas kahwin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham.

USIA 35 TAHUN
· Banjir besar melanda Makkah dan meruntuh- kan dinding Kaabah.
· Pembinaan semula Kaabah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk Makkah.
· Rasulullah SAW diberi kemuliaan untuk meletakkan ‘ Hajarul-Aswad ‘ ke tempat asal dan sekaligus meredakan pertelingkahan berhubung perletakan
batu tersebut.

USIA 40 TAHUN
· Menerima wahyu di gua Hira ‘ sebagai perlantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman.

USIA 53 TAHUN
· Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Saidina Abu Bakar Al-Siddiq.
· Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal/ 24 September 622M.

USIA 63 TAHUN
· Kewafatan Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12 Rabiulawal tahun 11Hijrah/ 8 Jun 632 Masihi.

ISTERI-ISTERI RASULULLAH SAW
1. Khadijah Binti Khuwailid.
2. Saudah Binti Zam’ah.
3. Aisyah Binti Abu Bakar (anak Saidina Abu Bakar).
4. Hafsah binti ‘ Umar (anak Saidina ‘ Umar bin Al-Khattab).
5. Ummi Habibah Binti Abu Sufyan.
6. Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah).
7. Zainab Binti Jahsy.
8. Maimunah Binti Harith.
9. Safiyah Binti Huyai bin Akhtab.
10. Zainab Binti Khuzaimah (digelar ‘ Ummu Al-Masakin ‘ ; Ibu Orang Miskin).

ANAK-ANAK RASULULLAH SAW
1. Qasim
2. Abdullah
3. Ibrahim
4. Zainab
5. Ruqaiyah
6. Ummi Kalthum
7. Fatimah Al-Zahra ‘

Sabda Rasulullah SAW:
“Sesiapa yang menghidupkan sunnahku, maka sesungguhnya dia telah mencintai aku. Dan sesiapa yang mencintai aku nescaya dia bersama-samaku di dalam syurga.” (Riwayat Al-Sajary daripada Anas )

اللهم صلى على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه وسلم

Nabi Muhammad SAW – Manusia Agung.

KENALI NABI MUHAMMAD S.A.W. SECARA LAHIRIAH. Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehinggakan seorang ulama Yahudi yang pada pertama kalinya bersua muka dengan Baginda lantas melafazkan keIslaman dan mengaku akan kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda.

Di antara kata-kata apresiasi para sahabat ialah:
– Aku belum pernah melihat lelaki yang sekacak Rasulullah saw..
– Aku melihat cahaya dari lidahnya.
– Seandainya kamu melihat Baginda, seolah-olah kamu melihat matahari terbit.
– Rasulullah jauh lebih cantik dari sinaran bulan.
– Rasulullah umpama matahari yang bersinar.
– Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah.
– Apabila Rasulullah berasa gembira, wajahnya bercahaya spt bulan purnama.
– Kali pertama memandangnya sudah pasti akan terpesona.
– Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat.
– Wajahnya seperti bulan purnama.
– Dahi baginda luas, raut kening tebal, terpisah di tengahnya.
– Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah.
– Mata baginda hitam dengan bulu mata yang panjang.
– Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di bahagian sudut.
– Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama kali melihatnya.
– Mulut baginda sederhana luas dan cantik.
– Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bahagian depan.
– Apabila berkata-kata, cahaya kelihatan memancar dari giginya.
– Janggutnya penuh dan tebal menawan.
– Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca.
– Warna lehernya putih seperti perak, sangat indah.
– Kepalanya besar tapi terlalu elok bentuknya.
– Rambutnya sedikit ikal.
– Rambutnya tebal kdg-kdg menyentuh pangkal telinga dan kdg-kdg mencecah bahu tapi di sisir rapi.
– Rambutnya terbelah di tengah.
– Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur dari dada ke pusat.
– Dadanya bidang dan selaras dgn perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih drpd biasa. – Seimbang antara kedua bahunya.
– Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya, jarinya juga besar dan tersusun dgn cantik..

Wallahu a’lam bisshowab.

Biodata Rasulullah SAW

Kisah Iblis Bertemu Nabi Muhammad SAW

kisah-iblis-pic

Kisah Iblis Bertemu Nabi Muhammad SAW. Ada sebuah kisah menurut hadis ketika iblis bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Bagaimana ceritanya, simak kisah selengkapnya berikut ini.  Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal R.A, dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah:

Kami bersama Rasulullah SAW dirumah salah seorang sahabat anshar, dimana saat itu kami ditengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku”.

Rasulullah SAW bertanya kepada para jamaah, “Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu ?”. Mereka menjawab, “Tentu Alllah SWT dan Rasul-Nya lebih tahu”.

Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, “ini adalah iblis yang terkutuk -semoga Allah senantiasa melaknatnya”.

Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, “Ya Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?”. Beliau, Nabi SAW menjawab; “bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat)? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintahkan untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang diucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian.”

Ibnu Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah keatas tidak ke samping. Sedangkan kepalanya seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau.

Ia datang sambil memberi salam. “Assalamu’alaika ya Muhammad, Assalamu’alaikum ya jamaa’atal-muslimim. ” kata iblis.
Nabi SAW menjawab, “Assalamu lillah ya la’iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis?”.
“Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang kesini karena terpaksa”, tutur iblis.
“Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk?” tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab, “Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang’.
Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku”.

Rasulullah SAW mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis; “Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?”
Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
“Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?” tanya Rasulullah SAW.
“Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT “, jawab iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar,” jawab iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis)”, tutur Iblis.
“Siapa lagi?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya,” jawab iblis.
“Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?” tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar,” jelas iblis.
“Lalu siapa lagi wahai iblis?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang kaya yang bersyukur”, tutur iblis.
“Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?” Tanya Rasulullah SAW.
“Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya”, tutur iblis.
“Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?” Tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab iblis.
“Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?” tanya Rasulullah SAW.
“Sesunguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud, maka Allah SWT akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua,” jawab iblis.
“Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?” tanya Rasulullah SAW.
“Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit,” tutur iblis menjelaskan.

“Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?” tanya Rasulullah SAW.
“Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam”, tutur iblis.
“Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?” tanya Rasulullah SAW.
“Demi Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya,” jawab iblis.
“Bagaimana dengan Utsman?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya”, jawab iblis.
“Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?” tanya Rasulullah SAW.
“Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali” tutur iblis.
“Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan”, tutur Rasulullah SAW.
“Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur’an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni),” tutur iblis.

“Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu?” Tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab dengan panjang lebar, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Diantara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi kami tidak masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya. Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam kitab-Nya dengan firman-Nya: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia : ‘Kafirlah kamu’, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, ‘sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam”. (QS.Al-Hasyr:16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barangsiapa bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas nama Allah, “Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua’. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, ‘Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan’ sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya. Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan diluar waktunya itu akan dipukul di kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.

Ketika dalam shalatnya saya berkata kepadanya, ‘Lihatlah ke kanan dan ke kiri’. Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap didepan matanya sembari berkata, ‘engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik lamanya’.

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya perintahkan untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat berjamaah, maka saya kalungkan rantai dilehernya. Ketika ia sedang ruku’ saya tarik kepalanya keatas sebelum imam bangun dari ruku’ dan saya turunkan sebelum imam turun. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan shalat seperti itu, maka batal shalatnya, dan di hari Kiamat nanti Allah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai.

Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia sedang shalat.

Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang shalat. Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan tangannya maka setan masuk kedalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.

Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai Muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat, dan saya berkata kepadanya, ‘Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah’. Saya pun berkata kepada orang yang sakit, ‘Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allah sudah berfirman, ‘…dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang sakit…’ (QS An-Nur:61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat. Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan dimurkai.

Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?”.

Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, “Wahai mahluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?”.
“Orang-orang yang suka makan riba”, jawab Iblis.
“Lalu siapa teman dekatmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang berzina”, jawab Iblis.
“Siapa teman tidurmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang mabuk”, jawab Iblis.
“Siapa tamumu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Pencuri”, jawab Iblis.
“Siapa utusanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Tukang sihir”, jawab Iblis.
“Apa yang menyenangkan pandangan matamu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang bersumpah dengan talak”, jawab Iblis.
“Siapa kekasihmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Iblis.
“Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah?”, tanya Rasulullah SAW.
“Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT”, jawab Iblis.
“Apa yang membuat hatimu panas?”, tanya Rasulullah SAW.
“Banyak beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari”, jawab Iblis.
“Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?”, tanya Rasulullah SAW.
“Sedekah secara rahasia”, jawab Iblis.
“Apa yang menjadikan matamu buta?”, tanya Rasulullah SAW.
“Shalat diwaktu sahur”, jawab Iblis.
“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Memperbanyak shalat berjamaah”, tutur Iblis.
“Siapa orang yang paling membahagiakanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang sengaja meninggalkan shalat”, tutur Iblis.
“Siapa yang paling celaka menurut engkau?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang-orang yang kikir”, jawab Iblis.
“Apa yang paling menyita pekerjaanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Majelis orang-orang alim”, jawab Iblis
“Bagaimana cara engkau makan?”, tanya Rasulullah SAW.
“Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku”, jawab Iblis.
“Dimana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas?”, tanya Rasulullah SAW.
“Dibawah kuku manusia”, jawab Iblis.
“Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?”, Tanya Rasulullah SAW.
“Sepuluh macam”, jawab Iblis.
“Apa saja itu wahai mahluk terkutuk?”, tanya Rasulullah SAW.
Iblis pun menjawab : “Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah SWT : ‘Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka’. QS.Al-Isra’:64).

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.

Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.

Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah SWT: ‘Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki’. (QS.Al-Isra’:64).

Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya punya Al-Qur’an, maka syair adalah Al-Qur’anku. Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku. Saya memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok Al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku.

Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. Itulah maksud firman Allah SWT : ‘Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya’. (QS.Al-Isra’:27) “.

Rasulullah SAW berkata kepada Iblis, “Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu”. Lalu Iblis berkata lagi, “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak bisa melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku. ‘Engkau bisa melakukan apa saja yang kau minta’. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat”.

Iblis melanjutkan lagi, “Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya’. Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur terlebih dahulu sebelum menjalankan shalat.

Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.

Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal, di mana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika khatib sedang berkuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya”.

Iblis melanjutkan lagi, “Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, ‘Keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya”.

Iblis melanjutkan lagi, “Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua kalimat Syahadat, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya’. Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Allah. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah SWT terhadap mahluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah sebagai orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya”.

Rasulullah SAW kemudian membacakan firman Allah SWT : “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat oleh Tuhanmu’. (QS.Hud:118-119).

Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : “Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”. (QS.Al-Ahzab:38).

Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, “Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk Surga”.

Iblis menjawab, “Wahai Rasulullah, Ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka Maha Suci Allah Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga, Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang celaka dan Khatib para penduduk Neraka. Saya adalah mahluk yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya “.

Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Awal dan Akhir, Zhahir dan Bathin Dan semoga Shalawat dan Salam sejahtera tetap diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan para Nabi.

Semoga bermanfaat buat kita semua, para pengikut Rasulullah SAW, manusia pilihan, tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga. Semoga pula kita diberikan-Nya kemampuan dan ketebalan Iman untuk mengiktu Al-Qur’an & Al-Hadits, kemudian dihari berbangkit nanti oleh Allah SWT, kita digolongkan didalam barisan dan kelompoknya Nabi Muhammad SAW. Aamiin. Akhirul kalam, afwan jika ada kekeliruan dan apabila menjadikan kurang berkenan.

Di kutip oleh: Syajaratul Kaun, doktrin tentang pribadi manusia pilihan, Muhammad SAW, yang ditulis oleh Asy-Syaikh Al-Akbar Muhyidin Ibnu Arabi Abdullah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hatimi Ath-Tha’i Al-Andalusia), 17 Ramadhan 560 H – 22 Rabi’uts-Tsani 638 H.

Kisah Iblis Bertemu Nabi Muhammad SAW

Tanggal 30 Juni 2015, Sehari Semalam Bakal Lebih dari 24 Jam

30-juni

Bulan Juni 2015 akan lebih lama dari Juni-Juni pada tahun lainnya. Satu hari pada tanggal 30 Juni 2015 nanti bukan hanya 24 jam, melainkan 24 jam 1 detik.

Pada tanggal tersebut, hari akan berakhir bukan pada pukul 23.59.59, melainkan pada 23.59.60. Tanggal 1 Juli 2015 sendiri tetap akan dimulai pada 00.00.00.

Detik tambahan itu disebut detik kabisat. Penambahan dilakukan menurut keputusan International Earth Rotation and Reference Systems Service di Paris pada tahun 1972.

Sebab Musabab

Tujuan detik kabisat sama dengan tahun kabisat, yaitu menyesuaikan waktu dengan gerakan Bumi yang sebenarnya. Meski demikian, sebab keduanya berbeda.

Dalam kasus tahun kabisat, sebabnya adalah gerakan Bumi mengelilingi Matahari yang sebenarnya bukan 365 hari, melainkan 365,25 hari.

Apabila satu tahun dibiarkan terus-menerus 365 hari, maka waktu akan semakin tak sesuai dengan gerakan Bumi yang sebenarnya. Permulaan musim, misalnya, akan terus mundur.

Sementara itu, memutuskan satu hari sama dengan 365,25 hari juga tidak mungkin. Kalau diputuskan seperti itu, akan ada hari yang berakhir pada pukul 06.00 pagi atau bahkan 12.00 siang.

Pilihan untuk menyinkronkan waktu dengan gerakan Bumi kemudian adalah menambahkan satu hari pada tahun yang habis dibagi 4, tetapi tak habis dibagi 100 dan 400.

Nah, dalam kasus detik kabisat, sebabnya lebih rumit, yaitu karena gravitasi Matahari dan Bulan yang membuat rotasi Bumi lebih pelan.

Untuk membayangkannya, coba putar telur matang (dengan cangkangnya tentu saja) dan telur mentah. Amati perputarannya.

Telur yang matang, karena bagian dalamnya padat, akan memiliki kecepatan putaran konstan dan tak bergoyang.

Sebaliknya, telur mentah, karena memiliki cairan putih telur, akan bergoyang serta melambat.

Bumi mengalami nasib seperti telur mentah. Sebabnya, Bumi tak sepenuhnya padat, dan ada gaya tarik Bulan dan Matahari yang memengaruhi gerakan rotasinya.

Sejumlah peristiwa di Bumi, seperti gempa, gunung meletus, dan pencairan es, memengaruhi kecepatan rotasi Bumi.

Penting

Berdasarkan hasil penelitian Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), hari di Bumi lebih panjang 2,5 milidetik sejak tahun 1820.

Perbedaan sepersekian detik memang tak terasa. Namun ingat, kita sekarang hidup dengan perangkat yang menuntut ketepatan waktu, seperti GPS, smartphone, dan satelit.

Agar waktu tetap tepat dan sinkron dengan gerakan Bumi, detik kabisat harus ditambahkan. Penambahannya bisa pada bulan Juni atau Desember.

Periode detik kabisat lebih rumit dari tahun kabisat, yaitu setiap interval 7 tahun, 3 tahun, 3,5 tahun, dan 3 tahun. Sejak tahun 1972, sudah ada 26 detik kabisat.

Kemampuan manusia menyesuaikan waktu sendiri tak lepas dari gagasan tentang jam atom. Berkat jam atom, manusia memiliki definisi yang lebih tepat tentang detik.

Satu detik, berdasarkan gagasan jam atom itu, adalah 9.192.631.770 osilasi sinyal gelombang mikro atom sesium.

Penambahan satu detik dilakukan agar akurasi penghitungan waktu tetap tinggi. Penambahan dilakukan pada waktu Coordinated Universal Time (UTC).

Sumber: KOMPAS.com 

Tanggal 30 Juni 2015, Sehari Semalam Bakal Lebih dari 24 Jam

Kenapa harus Puasa Di Bulan Ramadhan?

ramadan-charge

Mungkin ini adalah pertanyaan yang seharusnya bisa di jawab oleh semua umat Muslim, namun sampai sekarang masih ada saja yang bingung dengan pertanyaan tersebut. Bahkan sampai ada yang tidak tahu. Tidak dipungkiri, sering kita tahu bahwa bulan Ramadhan identik dengan Puasa namun tetapi, terkadang kita tidak tahu mengapa kita harus berpuasa di bulan Ramadhan. Mengutip firman Allah SWT: “Dan berpuasa adalah baik untukmu, jika kamu mengetahuinya“. (QS. Al-Baqarah: 184). Bahwa Allah SWT menjelaskan bahwa Puasa itu baik.

Ramadhan sering datang dengan tiba-tiba dan berlalu begitu cepat tanpa terasa. Ia adalah momentum termahal yang pernah kita punya untuk mendulang pahala. Sama halnya dengan bulan promosi besar-besaran yang ditawarkan di pusat-pusat perbelanjaan. Kebaikan nilai pahalanya menjadi berlipat-lipat, semua orang berburu memborongnya. Ibarat kata Ramadhan itu bagaikan mendapat “Hadiah” di sebuah pusat perbelanjaan. Kita diberi kesempatan untuk mengambil semua barang belanja yang hanya dalam waktu beberapa saat! Allah SWT menggambarkannya dalam Al-Qur’an: “(yaitu) dalam beberapa hari tertentu“. (QS Al-Baqarah: 184).

Kita meyakini ada sejuta hikmah dalam Ramadhan yang mulia ini. Sebagai penyemangat, mari kita tengok tiga oleh-oleh Ramadhan.

Di antaranya sebagai berikut:

A. Ramadhan Sebagai Training Keikhlasan

Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan. Puasa Ramadhan selama sebulan penuh sama dengan Training (latihan) keikhlasan yang sangat efektif. Penjelasannya pun syarat makna, sehingga Rasulullah SAW menjelaskan, betapa ibadah puasa benar-benar jalur langsung antara seorang dengan Tuhannya. Ibadah yang begitu mulia, karena langsung di nilai oleh Allah SWT Sang Maha Mulia. Beliau meriwayatkan firman Allah SWT dalam sebuah hadits Qudsi: “Setiap amal manusia adalah untuknya kecuali Puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya“. (HR. Ahmad dan Muslim)

Ibadah Puasa melatih kita untuk ikhlas. Beramal hanya karena Allah SWT, mengharap pahala dan keridhoan-Nya. Bayangkan, hampri semua ibadah dapat dideteksi oleh seluruh manusia dengan mudah, kecuali Puasa. Sholat dan Zakat dapat dengan mudah terlihat dengan mata telanjang. Ibadah haji, semua orang akan tahu (bahkan satu kampung), jika seseorang telah menunaikan haji. Berbeda dengan Puasa, yang hampir-hampir tidak bisa diketahui oleh orang lain karena kita ‘sekedar’ menahan tidak makan, minum dan berhubungan badan.

B. Ramadhan Untuk Training Keistiqomahan

Ramadhan adalah momentum yang penuh dengan berbagai amalan, dari pagi hingga malam hari. Suka tidak suka, dapat melatih seseorang untuk istiqomah di hari-hari selanjutnya. Di bulan Ramadhan, semua benar-benar menjadi orang yang sibuk. Bangun di awal hari untuk sholat malam dan sahur, kemudian siang harinya dihiasi tilawah dan dakwah, ditambah malam harinya yang bercahayakan tarawih dan tadarus. Semangat beribadah kita benar-benar dipacu saat memulai Ramadhan. Rasulullah SAW memberikan panduan agar melipatgandakan semangat saat akan melepas bukan mulia tersebut. Dari Aisyah RA, ia berkata: adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan istrinya dan mengikat sarungnya. (HR. Bukhori dan Muslim).

C. Ramadhan Sebagai Training Ihsan

Syariat Islam secara optimal (ihsan) mengajarkan setiap ibadah, tak terkecuali ibadah puasa Ramadhan. Meniti hari-hari dengan penuh ketelitian. Selalu menjaga diri dari amalan yang akan menghanguskan pahala puasa. Menjaga lisan, pandangan dan anggota badan lainnya dari kemaksiatan. Sungguh berat, tapi 30 Hari latihan seharusnya akan membuat kita melangkah lebih ringan dalam hal ihsan pada bulan-bulan selanjutnya. Rasulullah SAW telah mengingatkan: “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang“. (HR. Ibnu Majah)

Sesungguhnya banyak hikmah yang terkandung selama 30 Hari yang mulia tersebut. Di isi dengan mengais hikmah sebagai simpanan dalam menyambut bukan-bulan berikutnya. Mari memulainya dengan penuh ketulusan untuk mensukseskan Ramadhan di tahun ini sampai kemenangan “Idul Fitri” tiba. Rasulullah SAW bersabda: “Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka (buka puasa dan juga Idul Fitri) dan kegembiraan saat bertemy Tuhan mereka“. (HR. Bukhori dan Muslim).

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Buku Panduan Ramadhan

Kenapa harus Puasa Di Bulan Ramadhan?

Saldo Umur Manusia

QS. Al-`Ashr
“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran,” (QS. Al-`Ashr: 1-3).

APA maksud dari Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala tersebut?
Setiap manusia mempunyai saldo umur, yang besarnya hanya diketahui Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan, kita menghabisi jatah umur kita 24 jam perhari.

Coba kita perhatikan:

24 Jam = 1.440 menit = 86.400 detik.
Jika setiap detik = 2x detakan jantung, maka setiap 24 jam berlalu, ada 172.800 detakan jantung yang habis terpakai setiap hari. Entah berapa kali lagi sisa detakan jantung kita hingga masa lifetimenya habis.

Lalu ruginya di mana?
Seandainya batas umur manusia normal, berkisar 60 – 70 Tahun. Pasti mengalami 3 Episode. 20 Tahun pertama, 20 Tahun kedua dan 20 Tahun ketiga.
Jika tidur 8 jam dan umur sekitar 60 tahun, maka 60 x 365 = 21.900 hari x 8 jam = 175.200 jam = 20 Tahun.
20 Tahun hanya untuk tidur? RUGI.
Jika bekerja pun disamakan, normalnya bekerja 8 jam/hari, hasilnya pun akan sama. 20 Tahun hanya untuk bekerja.
Lalu 20 Tahun berikutnya apa?
Senda gurau. Membuang-buang waktu.

Kapan waktunya untuk kita menegakan shalat? Membaca ayat Al-Qur’an? Dan ibadah yang di anjurkan oleh Rasulullah SAW untuk menyembah Allah Subhanahu Wa Ta’ala?
Coba renungkan..
Setiap manusia hanya punya waktu, waktulah investasi terbaiknya,
Maka apa yang kita lakukan dengan investasi yang kita punyai?
Apakah kita memperlakukan investasi kita dengan sebaik-baiknya?
Apakah setiap detik berlalu bernilai di mata Sang Pemilik Waktu?
Apakah setiap detakan jantung yang semakin mendekati habis lifetime-nya berarti di mata Allah?
Waktu, begitu cepat berlalu.
Dug dug. Sedetik. Semenit. Sejam. Sehari. Sebulan. Setahun.
Tahun-tahun berlalu, tak terasa saldo umur semakin menipis, semoga waktu yang di miliki digunakan untuk amal kebajikan, bukan kejelekan yang menghasilkan kerugian dan kecelakaan.

Saldo Umur Manusia